Kunci Mengungkap Pembunuhan Briptu Hedar
Rabu, 14 Agustus 2019 15:35 WIBKhalayak berharap agar peristiwa pembunuhan terhadap Briptu Hedar segera terungkap dan ada balasan setimpal terharap pelakunya.
Pembunuhan terhadap Brigadir Satu Hedar menyedot perhatian khlayak negeri ini. Briptu Hedar meninggal karena ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Senin, 12 Agustus, di Papua. Saat itu pria berumur 24 tahun yang bertugas sebagai reserse kriminal umum Kepolisian Daerah Papua tersebut tengah mencoba membebaskan diri dari penyanderaan KKB.
Khalayak berharap agar peristiwa ini segera terungkap dan ada balasan setimpal terhadap pelakunya. Harapan itu sepertinya bakal terjawab, setidaknya karena dua hal berikut.
1. Kunci Pengungkap Pembunuh Briptu Hedar
Apakah kunci untuk mengungkap pelaku pembunuhan terhadap Briptu Hedar? Bisa jadi kuncinya ada pada dua sosok, yakni si penelepon misterius dan orang yang menyapa Briptu Hedar sebelum anggota polisi itu diculik. Identitas keduanya kini sudah di tangan polisi. "Identitas sudah diketahui," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Ahmad Kamal, seperti diberitakan Tempo.co, Selasa, 13 Agustus 2019.
Seperti diektahui peristiwa ini bermula saat Hedar ditelepon seseorang pada Senin itu. Setelah ditelepon, Hedar dan rekannya, Bripka Alfonso Wakum mengendarai motor menuju Kampung Usir, dekat Kampung Mudidok.
Belum sampai di tujuan, ada warga lain yang memanggil nama Hedar. Hal itu membuat mereka berhenti, dan Hedar segera menghampiri orang tersebut. Sontak, dari semak belukar muncul sekelompok orang yang menyergap Hedar. Tanpa bisa melakukan perlawanan Hedar dibawa sekelompk orang yang diduga KKB tersebut. Belakangan diketahui Hedar ditembak mati di bagian kepala belakang.
Polisi, kata Kamal, masih mendalami, apakah kedua orang ini terlibat dalam skenario penyergapan atau mereka itu juga diancam oleh KKB.
2. Perintah Serang KKB dari Jusuf Kalla
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ingin bersikap tegas. Dia mendukung TNI-Polri untuk memburu pelaku pembunuhan Briptu Hedar. "TNI-Polri selalu menjalankan tugasnya dengan baik. Tapi apabila diserang, tentu tidak bisa pasrah, harus kembali untuk membalas siapa penyerangnya," kata JK di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Jakarta Selatan, Rabu, 14 Agustus 2019.\
JK mengatakan langkah TNI-Polri itu bukan pelanggaran HAM. “Karena yang melanggar HAM siapa yang duluan," kata JK. "Bukan hanya karena satu korban di Papua, lalu TNI dianggap melanggar HAM. Kita tergantung prosedural apa yang kita buat, seperti itu. Tergantung hukum yang kita tegakkan."
Toh, JK pun meminta tiap tindakan TNI-Polri dalam bertugas harus sesuai prosedur. TNI-Polri, kata dia, harus tetap profesional dalam menjalankan tugasnya.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Peluang Timnas Indonesia Setelah Kalah dari Irak
Selasa, 16 Januari 2024 12:49 WIBDefisit Infrastruktur Air Minum
Rabu, 3 Januari 2024 16:40 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler